Tulisan ini disarikan dari "Ten Roadblocks to Happiness and How to Overcome Them". This is not a book to read. This is a philosophy to be lived. For if the principles are not applied, they will be powerless to help bring about change.
LET GO OF DEMAND
Apa sih, yang sebenarnya membuat Anda marah dan kecewa? Apakah seseorang yang memotong antrian di depan Anda? Pengemudi iseng yang memprovokasi Anda di jalanan? Komputer yang hanya untuk di-boot saja terasa begitu lama? Handphone yang harus berganti setiap bulan dua kali karena terus dicuri? Orang yang mengejek dan mempermainkan Anda? Hujan sepanjang hari? Tagihan bejibun yang membuat Anda marah sampai ke ubun-ubun?
Bukan, bukan itu semua. Apa yang membuat Anda marah dan kecewa adalah "tuntutan yang kekanak-kanakan" dan "ekspektasi yang tidak realistis".
Saat Anda masih bayi, apa yang perlu Anda lakukan untuk mendapatkan sesuatu, hanyalah berteriak menangis sekencang-kencangnya. Dengan modal itu, Anda mendapatkan popok yang baru, susu ibu atau susu sapi, atau barang sepuluh lima belas kerokan pisang ambon untuk dinikmati.
Itulah ciri Anda saat masih helpless dulu. Waktu itu, perilaku demanding Anda masih bisa diterima. Tapi kini Anda telah dewasa. Anda bertanggung jawab pada hidup Anda, dan Anda tidak bisa lagi berharap bahwa dunia akan melayani Anda sebagaimana yang Anda mau. Jika Anda tetap melakukannya sekarang, itu namanya self-induced misery, alias penderitaan yang Anda buat sendiri. Berhentilah.
Apa yang perlu Anda lakukan sebenarnya cukup mudah. Anda hanya perlu mengganti demand dan ekspektasi, dengan preferensi.
"Aku sih nggak nuntut suamiku bangun lebih pagi, tapi aku lebih prefer kalo dia memang bisa melakukannya."
Anda akan lebih mengerti, dan Anda akan menjadi orang yang penuh pengertian.
Buanglah Pola Pikir yang Tidak Rasional
"Saya tidak akan pernah berbahagia kecuali dunia melayani Saya seperti yang Saya mau."
Itu tidak rasional. Apa yang bisa Anda kontrol hanyalah diri Anda sendiri.
Bersikaplah Mau Berbahagia
Disadari atau tidak, Anda mungkin tidak ingin berbahagia. Anda bisa melepaskan apapun dari diri Anda; uang, harta, waktu, energi, dan bahkan cinta, kecuali satu; penderitaan Anda.
Bahagia haruslah dimulai dari kemauan Anda sendiri. Anda mau bahagia atau tidak? Secara sadar Anda jelas mau berbahagia. Tapi cobalah selami kembali alam bawah sadar Anda. Bisa jadi, Anda sendiri yang tidak mau berbahagia.
Saat Anda merasa marah, itu penderitaan yang tidak membahagiakan. Lepaskanlah penderitaan Anda, bukan lampiaskan. Bertanyalah pada diri sendiri, "Bener nih, mau nuker happy sama kemarahan ini?" Perpanjanglah sumbu Anda supaya Anda bisa membuang penderitaan.
Berhentilah Mengasihani Diri Sendiri
Anda tidak akan menjadi pahlawan hanya dengan menderita. Adalah lebih heroik jika Anda tetap riang gembira di tengah penderitaan.
Berhentilah Membesar-besarkan
Tak perlu mem-blow-up permasalahan sampai keluar dari proporsinya. Itu akan melumpuhkan Anda. Belajarlah obyektif dan jadikanlah itu sebagai motivasi untuk mengambil tindakan.
LET GO OF REGRET
Anda pasti pernah menyesali sesuatu tentu saja. Wong kita ini manusia kok. Itu, sebenarnya versi lain dari kata-kata: "Kita tidak sempurna".
Tak perlu panik atau terobsesi oleh penyesalan. Jadikanlah ia kekuatan positif. Anggaplah itu sebagai wakeup call, sebuah tepukan yang membangunkan Anda dari tidur. Bukankah Anda macan?
Janganlah menunda tindakan dengan penyesalan. Bertindaklah segera dan Anda tidak akan menyesal lagi, sebab Anda telah melakukan sesuatu.
Tutuplah rapat-rapat lebarnya jarak antara Anda yang ideal dan Anda yang sekarang. Nikmatilah Anda yang sekarang dan lakukan apa yang terbaik menurut Anda. Sebab jika Anda punya waktu untuk menyesal, maka Anda pasti punya waktu untuk melakukan sesuatu tentang itu.
LET GO OF GREED
"Saya telah punya semua yang saya mau, dan Saya telah menjadi apa yang Saya ingin, kecuali..."
Ya. Itulah Anda barangkali. Tidak SEMUA yang Anda mau akan Anda dapatkan.
Pertama, resources Anda terbatas. Kedua, nafsu Anda adalah sesuatu yang tidak akan pernah terpuaskan. Ia seperti air laut. Makin Anda minum, makin kering rasanya tenggorokan. Desire Anda tidak salah, melewati batasnyalah yang salah.
Sadarilah bahwa penyebab kerakusan adalah kesenangan. Bisa memiliki memang menyenangkan. Tapi kesenangan itu sendiri bisa menjadi candu. Kita sering lupa, bahwa kesenangan tidak selalu sama dengan kebahagiaan. Saat Anda menemukan bahwa kesenangan ternyata tidak sama dengan kebahagiaan, muncullah ketakutan dan kekhawatiran. Takut dan khawatir itu, akan memicu desire Anda lebih besar lagi.
Maka, Anda akan menemukan lingkaran yang abadi di sini: Karena desire Anda tidak pernah punya ujung, maka fear Anda juga tak akan pernah punya muara. Berhentilah menjadi manusia yang terpenjara!
Iya. Tapi bagaimana?
Fokus dan terapkanlah prioritas. Mulailah dahulu dengan BEING. Soal HAVING, ya belakangan sajalah. Dan untuk BEING, Anda harus DOING. Just DO your best.
LET GO OF WORRY
Anda tahu kenapa lagu "Don't Worry - Be Happy" begitu ngetop? Karena itulah panggilan jiwa Anda.
Pahamilah perbedaan antara "menderita" dan "khawatir". Menderita adalah pesan tentang masalah, sementara khawatir adalah pesan tentang adanya peluang untuk tumbuh dan berkembang. Jadi waspadalah. Apakah Anda memang menderita, atau sebenarnya Anda hanya khawatir saja?
Jika Anda hanya khawatir, ketahuilah bahwa sumbernya adalah ketakutan. Anda takut terhadap sesuatu yang masih gelap, blank, dan tidak tahu apa-apa tentangnya. Atau, Anda takut menghadapi tantangan.
Ketahuilah bahwa setiap detik dan setiap saat, Anda adalah benih. Benih yang mestinya bisa tumbuh menjadi besar dan hebat. Worry can't change the past, but it can ruin the present. Berpengetahuanlah, dan bertindaklah menyambut tantangan. Seperti seekor macan.
LET GO OF DEFENSIVENESS
Salah itu normal, termasuk jika itu melukai orang lain. Bukan nyuruh nih, tapi kita semua memang pernah berbuat salah. Anda tahu kan kenapa pensil, whiteboard, dan papan tulis itu ada penghapusnya? Karena Anda adalah manusia.
Jika Anda salah apa yang Anda katakan?
"Aduhhh.. maaf nih. Maaf, namanya juga manusia."
Lantas, apa yang Anda katakan jika orang lain yang salah?
"Dasar Bodoh!"
"Stupid!"
"Bloon."
Saat Anda salah, Anda adalah manusia. Saat orang lain salah, mereka bukan manusia. Ini tidak rasional. Maka, maafkankanlah mereka.
LET GO OF GUILT
Guilt adalah rasa tidak nyaman saat Anda mengalami perlawanan menentang kesadaran Anda sendiri. Guilt itu sendiri tidak terlalu berbahaya. Apa yang lebih berbahaya adalah ketiadaan solusinya.
Feeling guilty itu bagus. Itu sinyal lampu merah yang memperingatkan Anda agar stay on course. Maka saat Anda feeling guilty, dengarkanlah isi hati Anda. Manakah yang Anda pilih, short-term pleasure atau long-term gain?
Rasa bersalah yang tidak menemukan solusi, akan membuat Anda mengalami ini:
1. Pikiran yang tidak damai.
2. Rasa tidak percaya dan takut pada orang lain, atau bahkan kepada Allah SWT.
3. Sesuai angka ini, Anda akan menderita tiga kali:
Pertama, saat Anda bertindak tidak bertanggung jawab. Kedua, saat Anda melihat orang lain bertindak dengan penuh tanggung jawab. Ketiga, saat Anda harus menanggung konsekuensinya.
Berikut inilah yang perlu Anda lakukan saat Anda merasa tidak bertanggung jawab.
Ingatlah bahwa responsibility, adalah singkatan dari "response-ability". Kemampuan untuk merespon dengan tepat. Bagaimana caranya agar bisa merespon dengan tepat? Anda bisa menggunakan rumus AAA.
1. Admit. Akui bahwa pilihan tindakan Anda adalah salah.
2. Analyze. Analisis perilaku Anda. Apa alasan Anda memilih yang salah? Apa konsekuensinya? Bagaimana tidak mengulanginya? Bagaimana meluruskan pilihan yang sekarang?
3. Atonement, alias integritas. Integritas adalah menyatunya hati, jiwa, sasaran, tindakan, dan keimanan. Saat semuanya menyatu, Anda memasuki tahap atonement, alias at-one-ment.
Dengan AAA, Anda bisa memperbaiki keadaan.
LET GO OF SPITE
Anda, pasti pernah diprovokasi. Oleh pengemudi lain di jalanan, atau oleh orang lain yang mengejek dan melecehkan. Anda pasti pernah merasa diserang. Di kantor, di rumah, di lapangan sepak bola, di kantin, di mana saja.
Tidak ada perlunya Anda melayani yang begituan. Sebab, dunia Anda bisa rusak seharian. Mengalah sajalah, kecuali jika undang-undang dasar Anda yang terlanggar atau terinjak-injak.
Kita cenderung lupa bahwa kita lebih sering menggunakan hati untuk merasakan, ketimbang otak untuk berpikir. Ini sepertinya benar dan wajar. Tapi berhati-hatilah karena itu tidak logis dan tak rasional. Itu emosional.
Jika Anda merasa perlu melayani serangan, provokasi, dan ejekan orang lain, maka itu tentu ada sebabnya.
Pertama, rasa keadilan Anda yang terusik. Saat Anda merasa diserang, Anda merasa perlu membalasnya. Tapi, jika serangan itu dilakukan karena tidak sengaja, tidak dimaksudkan untuk menyerang, kesalahpahaman, atau hanya karena mereka bodoh saja, keadilan macam apa sih yang Anda inginkan?
Kedua, logika Anda yang terdistorsi. Anda berasumsi bahwa jika mereka mengalami sakit seperti yang Anda rasakan, maka mereka akan meminta maaf.
Tidak. Jikapun mereka akhirnya meminta maaf, itu bukan karena sakit yang Anda buat dengan serangan balasan, tapi karena pikiran dan hati mereka yang sudah lurus kembali. Saling menyakiti tidak akan menyelesaikan masalah. Ia bahkan memperuncingnya.
Ketiga, secara sadar atau tidak Anda mencoba menghindari tanggung jawab untuk membahagiakan diri sendiri. Sebab jika Anda memang mau bertanggungjawab untuk kebahagiaan Anda sendiri, Anda pasti tidak akan melarikan diri.
Jika begitu, bagaimana caranya memunculkan rasa tanggung jawab untuk kebahagiaan diri sendiri? Awareness-lah jawabannya.
Ketahuilah bahwa rasa sakit yang Anda derita adalah bukan karena serangan mereka, tapi karena reaksi Anda atas perilaku mereka. Mengapa mereka begitu jahat dan kejam kepada Anda? Karena mereka sedang sakit, dan mereka merasa terancam oleh Anda.
Responlah sikap buruk orang lain dengan kebaikan, maka Anda akan mulia dan terhormat. Cobalah selalu untuk bersikap rendah hati tapi bukan rendah diri.
Ketahuilah bahwa sabar itu tidak pasif. Ia tidak datang dengan sendirinya, dan ujug-ujug Anda menjadi sabar. Sabar itu kata kerja dan bukan kata sifat. Maka sabar, adalah disabar-sabarin.
LET GO OF ENVY
Anda juga mungkin pernah merasa kalah. Waspadalah. Salah-salah, kekalahan bisa membuat Anda menjadi orang yang envious, yaitu orang yang penuh dengki dan tidak bisa menerima kekalahan. Tidak senang jika orang lain senang, dan senang jika orang lain tidak senang.
Sikap envious, bisa berkembang dalam tiga tahap.
Pertama, saat Anda merasakan kekalahan. Di tingkat ini, perasaan kalah itu sebenarnya wajar. Apalagi jika Anda bisa memberi selamat kepada pemenang, dan kemudian menjadikan kekalahan sebagai pelajaran. Jika tidak bisa, maka di sinilah bibit envious Anda akan mulai tersemai.
Kedua, saat Anda mulai mengembangkan perilaku mensabotase orang lain. Mulainya dari yang kecil-kecil saja, seperti menciptakan isu dan gosip buruk, atau berharap dan "berdoa" untuk kemalangan dan kecelakaan bagi orang lain. Anda mungkin mengira ini tidak berbahaya.
Salah. Itu sangat berbahaya. Mengapa? Karena harapan buruk seperti itu adalah karatnya jiwa, persis seperti karatnya besi. Merusak, melubangi, merontokkan, dan menggerogoti semua amal baik. Lebih dari itu, dari mana sih datangnya semua tindak kejahatan? Ya dari doa, harapan, fitnah, dan pikiran negatif yang melenceng seperti itu!
Ketiga, seperti sudah disebut barusan, semuanya akan termanifestasi menjadi tindak kejahatan. Anda akan menjadi orang yang dengki, dengan sikap dan tindakan yang keji. Anda telah menghancurkan diri sendiri.
Jika Anda mulai mengalami gejala penyakit ini, resepnya sederhana. Bertemanlah dengan mereka yang menang. Kemudian, ubahlah cara berpikir Anda. Gantilah "Saya pengen kayak gitu," menjadi "Bagaimana supaya Saya bisa seperti itu."
LET GO OF ANGER
ANGER itu cuma satu huruf lebih pendek dari DANGER. Dan "D", adalah nilai minusnya.
Alasan yang bagus bagi Anda supaya tidak marah, adalah memahami bahwa kemarahan akan menyebarluaskan kelemahan. Saat Anda marah, Anda sebenarnya berkata, "Saya takut! Saya Terluka! Saya frustrasi!" Itu, adalah kata lain dari "Saya lemah."
Sadarilah bahwa orang, barang, atau situasi, akan cenderung membuat Anda selalu marah. Udah dari sononya begitu. Anda tidak bisa dengan mudah mengontrol sesuatu di luar diri Anda. Dan jika Anda marah, kemarahan Anda tidak akan membuat dunia berjalan sesuai kemauan Anda. Andalah yang harus menyesuaikan diri dengannya.
Sadarilah bahwa jika Anda menghadapi orang yang marah, they're not being mean; they're just being people. Like you. Dan seperti biasa, marah itu muncul disebabkan oleh fear. Rasa takut akan kehilangan kontrol.
Keinginan untuk mengontrol adalah benar. Tapi, ingin mengontrol orang lain itu salah. Yang benar, ingin memberi contoh teladan kepada orang lain. Mengontrol dengan kekuasaan? Salah juga. Apa yang perlu dikontrol hanyalah diri sendiri. Sekali lagi, maafkanlah mereka yang marah. Tidak ada yang salah saat seorang manusia bersikap dan bertindak sebagai manusia.
Anda sendiri, kurangilah marah Anda sebab Anda sendirilah yang akan merugi. Saat Anda marah, apa yang telah keluar sebenarnya tidak perlu keluar dan apa yang terlanjur sebenarnya tidak perlu terlanjur.
LET GO OF FEAR
Saat Anda menghadapi ketakutan, Anda berada di tengah-tengah persimpangan jalan. Satu cabang menuju kepada kepengecutan, dan satu lagi menuju kepada keberanian. Yang satu menuju harapan dan impian, yang satu lagi menuju kekecewaan dan kesedihan.
Anda tidak bisa mundur atau tetap diam, melainkan tetap maju dan memilih salah satu cabang. Dengan diam atau mundur, Anda tidak akan tumbuh dan berubah. Malah, Anda menuju ke kepunahan dan kematian.
Manage-lah fear Anda, sebab fear adalah False Evidence Appearing Real. Asli tapi sebenarnya palsu.
Jadi, tak usahlah Anda bersedih lagi. Bersenang-senang sajalah. Sibuklah. Lakukan yang terbaik. Tak perlu takut dan tak usah khawatir. Lakukanlah segalanya dengan semangat dan keberanian. Itu lebih baik buat Anda.
Bukannya tadi sudah Saya bilang, kalo Anda itu macan?
Saya Ingin Anda Sukses,
Saya Harus Membuat Anda Sukses.
Dikutip dari : Milis-Bicara ( Motivasi, Komunikasi, Leadership )
Saturday, June 16, 2007
Sepuluh Pengganjal Kebahagiaan Anda
Posted by Handoko at 12:23 AM |
Labels: Motivation
Wednesday, May 30, 2007
Buku Sejarah Kompas
Dari Belakang Ke Depan
SEBUAH buku telah lahir. Buku sejarah. Sejarah pers, khususnya Kompas, sebuah harian yang terbit untuk pertama kalinya 28 Juni 1965. Pendirinya adalah dwitunggal, Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetama. Ojong telah meninggal 27 tahun lalu, sedangkan Jakob masih sehat wal afiat. Semoga beliau panjang usia.
Buku ini diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK). Orang menyebutnya penerbit "Kebo", merujuk pada logo perusahaan penerbitan yang berlambang seekor kerbau dimana di atasnya bertengger seorang "bocah angon" (penggembala) yang sedang meniup seruling. Kantor PBK berada di samping kiri Gedung Kompas Gramedia lama, berbaur dengan rumah-rumah penduduk.
Ada beberapa rekan yang memelesetkan PBK menjadi Penerbit Buku Kliping. Ada benarnya, sebab beberapa buku merupakan dokumentasi dari ribuan artikel yang pernah dimuat di Harian Kompas, khususnya yang memberi inspirasi dan memompa semangat dan gairah berkiprah.
Tetapi tidak semua dari kliping. Ada buku-buku yang murni ditulis memang untuk menjadi buku. Ditulis secara serius, bukan hasil kliping. Salah satunya adalah buku "Kompas, dari Belakang ke Depan: menulis dari dalam". Diterbitkan baru seminggu lalu dan mungkin baru beberapa hari lewat saja menghias rak-rak toko buku.
Inilah buku sejarah Kompas terkomplit yang pernah terbit. Selain bercerita mengenai kelahirannya, buku ini juga menceritakan jatuh-bangun, kisah sukses, sampai strategi bertahannya yang unik. Frans M. Parera, salah seorang penyumbang tulisan tidak harus malu mengatakan "jurnalisme kepiting" untuk strategi bertahan Kompas yang menjadikan harian ini tetap eksis bertahan.
Saat beberapa harian diberangus penguasa Orde Baru, yakni Soeharto dan antek-anteknya yang menciptakan mesin antidemokrasi di tahun 1978, Kompas termasuk salah satu korban pemberangusan itu. Dua minggu kemudian, Jakob diminta menandatangani surat pernyataan agar Kompas tidak galak lagi terhadap pemerintah Soeharto.
August Parengkuan, seorang sesepuh Kompas dalam buku itu mengatakan, "Bagi Pak Jakob, Kompas harus terbit kembali. bukan saja agar para karyawan bisa terus bekerja tetapi yang penting tetap mempunyai medium untuk menyampaikan gagasan, pemikiran, dan ide-ide baik kepada pemerintah maupun ke masyarakat. Jadi tidak perlu gagah-gagahan seakan-akan menjuadi pahlawan karena berseberangan dengan pemerintah, tulis August, "tetapi satu minggu sesudahnya semua orang lupa pernah ada koran bernama Kompas" (hal. 298).
Sejumlah penulis memberi konstribusi dalam penulisan buku ini, antara lain St Sularto, Mamak Sutamat, Ninok Leksono, Suryopratomo, Agung Adiprasetyo, dan Arbain Rambey. Jakob memberi sambutan dalam buku ini. Buku dihiasi foto-foto lawas dari dokumentasi foto yang tidak atau belum pernah dipublikasikan. Unsur mengejutkan dan mencengangkan sudah pasti ada saat melihat foto-foto yang disunnting Arbain ini. Buku memuat pula kartun GM Sudarta yang dikenal sangat "menyentil dan mengena" itu, juga ada ilustrasi dua halaman penuh sosok PK Ojong dan Jakob Oetama karya Jitet (lihat foto di atas).
Buku ini tentu saja memberi inspirasi bagi siapapun, dari orang pers, mahasiswa, atau masyarakat umum yang ingin lebih kenal dekat Kompas. Dari buku ini kita bisa belajar bagaimana cara mempertahankan diri, penanaman karakter baik, integritas dan loyalitas, juga bisa tahu bahwa membangun sebuah kerajaan bisnis seperti yang bisa dilihat sekarang ini tidaklah semudah membalik telapak tangan. Perlu waktu 42 tahun untuk membangunnya. Sedangkan orang yang ingin menjatuhkan sekaligus menghancurkan Kompas, tidak perlu menunggu selama itu. Bila perlu cukup satu hari saja!
Buku ini tidak hanya wajib dibaca oleh 246 wartawan Kompas atau seluruh karyawannya yang berjumlah 953 orang (data 2007) dan kerabat serta keluarganya, juga oleh sekitar 5.000an karyawan yang bernaung di bawah bendera KKG, tetapi oleh mereka yang ingin mendalami nilai-nilai sebuah kejuangan dan semangat survive sebuah harian bernama Kompas. Tentu saja kiprah orang-orang di dalamnya; dari pendiri, pemegang saham, petinggi sampai office boy.
Dikutip dari : Inside Kompas
Monday, April 9, 2007
Wimar's World Too Hot To Handle
The Jakarta Post Thursday, April 5, 2007 By Anissa S. Febrina
Forget celebrity gossip shows, these days the most divisive and controversial issues are aired on TV talk shows.
The "talk" on shows like Jak-TV's Wimar's World got "so hot" that the private station said recently it needed "cooling down".
Regular viewers of the show hosted by prominent speaker Wimar Witoelar are in for a big letdown if they tune in this week as the show has been scratched.
"The contract for the first 13 episodes of Wimar's World has ended and we are currently holding the show to re-format it," program producer Martin Mohede said Wednesday.
The Wednesday night show on which invited guests -- including government and city officials -- discussed topical issues, was as of last week the most popular of Jak-TV's top-rating programs.
The station only airs in Jakarta.
Normally, television stations rely on their top-rated programs to attract advertisers, generally the main source of income for the media.
If Jak-TV is prepared to lose advertising revenue to terminate, suspend or modify a show, then there must be something wrong.
Wimar questions government policies with a sharp tongue, humor and wit, much to the annoyance of certain top city officials who were invited to talk on his show, a source at the station said.
Using cooking a special dish as an analogy for the show, the source said it had become too "hot and spicy" for some.
"We must understand that not all people like it spicy, thus we must make the necessary changes so it better suits everyone," the source added.
Just how hot and spicy did the show got?
Although the host said he had never been informed nor warned about it, Wimar recalled a number of remarks he made both to city officials and Jakarta governor hopefuls on both Wimar's World and Gubernur Kita (Our governor), a similar program aired by the station on which he is a panelist.
Some of the remarks involved the performance of the current Jakarta administration in dealing with urban problems, while others touched on the issue of corruption in one of the city's infrastructure projects.
"I have a certain style as a host. Some might have taken my remarks personally, but then again I have never been warned about being too offensive," Wimar said.
This recent incident reminded Wimar of how his talk show at national private station SCTV was scratched in 1993.
"But back then we could understand the situation. Freedom of speech was a luxury," he said.
In a so-called era of reform like today, people are free to speak their minds without fear of being punished by the authorities. Or so we thought.
Communications and media expert Effendi Ghazali said it was greatly concerning if it were proven that officials were meddling with freedom of speech.
"The danger is that it occurred at provincial level. It could set a bad example for other provinces."
But public speakers should also be very careful about what they say and how they say it as they could be held liable for libelous statements, he said.
Jak-TV denies having been pressured by any official to "cool down" the program.
"Pressure from outside parties is normal for the media. It is everywhere. But the decision is in our hands," Mohede said.
Let the public be the judge.
Viewers miss Wednesdays with Wimar
The Jakarta Post Saturday, April 7, 2007 By Anissa S. Febrina
Some were sitting slouched back in their sofas Wednesday night, ready to watch their favorite talk show, only to find out it had been canned.
"I was stretched out in front of the TV, waiting for WW (Wimar's World), to start, but it never did. I opened Perspektif and found out the show had been cut," Bujung, who regularly tuned in to the show, commented on host Wimar Witoelar's website.
"It is pretty disappointing. WW and Gubernur Kita (Our Governor, a similar program on the same channel) are the only programs I never missed on Jak-TV," he continued.
Light yet serious talk shows like Wimar's World might not be everyone's cup of tea, but as of Thursday, 69 expressions of disappointment over the "suspension" of the show had been posted on the website.
Private station Jak-TV, which airs only in Jakarta, had previously said it had stopped showing the program indefinitely, for "reformatting" purposes.
Cyberworld discussions quickly grew, with some suggesting the show had been taken off because of Wimar's criticisms of certain city officials.
Jak-TV denied having been pressured by the authorities to can the show, saying there was nothing unusual about the decision to reformat it as the first season of 13 episodes had come to an end.
But during a discussion Monday about whether to continue with the show, Wimar quoted one of the station's representatives as saying: "let's cool down until we have a new governor".
Regular viewers of the show -- on which invited guests discussed Jakarta's problems -- responded with comments ranging from "disappointed" to "feeling sick" upon hearing about the events leading up to the show being taken off the air indefinitely.
"They (officials) are the only ones who feel that it (the show) was too 'hot'," regular viewer Kemal Taruc said.
"They do not realize that the public has had it up to here with their performance," the former student activist said.
Wimar himself has kept a cool head over the incident, saying: "I have been censored on other occasions and am only here by their invitation.
"The decision is theirs (the station's)," he added, "they were very supportive previously."
Wimar's World, Jak-TV's top-rating show, had been airing for three months prior to the decision to temporarily discontinue its production.
Although the show might not be viewed by all nine million Jakartans, its fans are anxiously waiting for it to reappear.
How long will they have to wait?
"It could take a week, a month, two months. We are not sure," program producer Martin Mohede said.
Dikutip dari : Perspektif Online-Wimar Witoelar
Yahoo Messenger for Vista
In preparation of Windows Vista, Yahoo has decided to rebuild its popular instant messaging software from scratch. The new Yahoo Messenger for Windows Vista will take advantage of Vista’s new graphical subsystem called Windows Presentation Foundation (It was code-named Avalon before).
Windows Presentation Foundation will bring some significant improvement to the look and feel of the software. Some noticeable change would be: smoother animation, better looking animations, improved scaling and transparency.
The Contact List
The first noticeable change to the contact list is your contacts’ info and avatar would automatically scale up when you place your mouse over on a contact.
An iPhoto-like slider is available at the bottom of the contact list which would allow the users to resize the contact list depending on the users’ preferences. When you resize the contact list to very large, you will be able to see your friends status on Yahoo services such as Flickr, Yahoo! 360, etc.
Chat Window
Similar to Adium, Yahoo Messenger for Vista will feature tab chats which will allow you to organize multiple chat windows into a single window.
To turn a single chat window into a tab, all you have to do is drag the window and drop it onto another chat window. Drag a tab out of a window and the chat window will reappear.
I hope Yahoo will allow users to set tab chat as the default chat window mode. So when you started a new chat with friends, a new tab will automatically appear.
You can now share your flickr photos right from your chat windows.
Windows Sidebar
Yahoo Messenger for Windows Vista will also take advantage of Windows Sidebar, a panel for Desktop Gadgets (a.k.a Widgets) located on the side of your Windows Vista desktop. The new Yahoo Messenger will include a custom Yahoo Messenger gadget which will allow you to drag someone from the contact list to the gadget. The gadget will then show whether that particular contact is available or not.
New Emoticon
A rather obtrusive feature is the new animated emoticons. Similar to Windows Live Messenger, you can now send a large animated emoticon which will automatically shrink to normal size. I’m not sure when the software will be available, you can now leave your e-mail address on Yahoo Messenger for Vista web. They will let you know when it’s ready. Meanwhile, you can preview the video of Yahoo Messenger for Vista.
Dikutip dari : William Computer Blog
Posted by Handoko at 12:21 AM |
Labels: Information-Technology
Wednesday, April 4, 2007
Serial Resurrection-Gagal Dan Bangkit Lagi
Serial Resurrection - Gagal dan Bangkit Kembali
Saya tidak ingin memulai artikel ini dengan kebohongan bahwa menjadi seorang entrepreneur itu mudah atau menjadi sukses itu gampang. Bukannya menakut-nakuti, tapi saya harus jujur mengatakan bahwa memutuskan menjadi seorang entrepreneur bukanlah seperti membeli tiket masuk ke dunia fantasi. Di depan anda mengancam hidup yang berat, tubuh yang sakit, keputusan yang sulit, kesulitan finansial, dan impian yang hancur. Ketakutan, bingung dan frustasi akan menjadi makanan sehari-hari anda. Singkat kata, kemungkinan kegagalan ada di depan mata. Bagi anda yang sudah melangkah ke dalamnya, pasti setuju dengan apa yang saya katakan diatas.
Berita baiknya, kegagalan sudah menjadi sesuatu yang jamak dalam berwirausaha. Ibarat seorang bayi yang hendak belajar berjalan, dia pasti akan mengalami banyak kejatuhan dan tangis kesakitan. Benar bahwa ada banyak tips kesuksesan yang bisa dipelajari, tetapi tidak banyak yang berhasil mewujudkannya. Kenapa? Karena dalam badai kegagalan, peta harta karun tidaklah banyak membantu jika anda tidak mampu survive terlebih dahulu.
Di dalam artikel ini saya akan membagikan kepada anda 16 cara dan sikap yang dibutuhkan untuk menghadapi kegagalan dan bangkit kembali berapa kali pun anda gagal. Karena di depan sana ada secercah cahaya kesuksesan yang layak untuk anda kejar dan anda pasti mampu meraihnya.
Menghargai setiap waktu yang berjalan adalah salah satu kunci dari kebangkitan tersebut, oleh karena itu saya akan mengakhiri pendahuluan ini sampai disini dan segera membantu anda sebelum anda terlanjur tenggelam bergabung dengan Titanic didasar laut.
Baca Selengkapnya di : Kata Mata
Posted by Handoko at 12:57 PM |
Labels: Motivation